Sabtu, 25 Februari 2012

TUGAS 14 (Kompetensi Kepemimpinan)


RESUME

Kompetensi Kepemimpinan

Konsep kompetensi dalam penelitian ini mengacu pada konsep yang dikembangkan oleh Spencer & Spencer (1993) dan Zwell (2000).  Dalam hal ini, Spencer & Spencer (1993, p. 9) mendefinisikan kompetensi sebagai:
…an underlying characteristic of an individual that is causally related to criterion referenced effective and/or superior performance in a job or situation.
Sedangkan  Zwell (2000, p. 18) menyebutkan:
Competencies can be defined as the enduring traits and characteristics that determine performance. Examples of competencies are initiative, influence, teamwork, innovation, and strategic thinking.
Dari kedua definisi kompetensi tersebut, maka kompetensi dapat dinyatakan sebagai bagian dari kepribadian individual yang bersifat permanen yang dapat menentukan atau memprediksi kinerja seseorang. Adapun karakteristik dari kompetensi, selain berupa traits (Zwell, 2000, p. 8; Spencer & Spencer, 1993, p. 9), juga berupa motives, dan self concept (Spencer & Spencer, 1993, p. 9) serta knowledge dan skill (Spencer & Spencer, 1993, p. 9; Rothwell & Kazanas, 1993, p. 68).
·           Traits, merujuk pada ciri bawaan yang bersifat fisik (physical characteristics) dan tanggapan yang konsisten terhadap berbagai situasi atau informasi.
·           Motives adalah sesuatu yang selalu dipikirkan atau diinginkan seseorang, yang dapat mengarahkan, mendorong, atau menyebabkan orang melakukan suatu tindakan. Motivasi ini mengarahkan seseorang untuk menentukan atau menetapkan tindakan-tindakan yang memastikan dirinya mencapai tujuan yang diharapkan (Armstrong, 1990, h. 68).
·           Self concept, yakni sikap, nilai atau image yang dimiliki sesorang tentang dirinya sendiri. Self concept ini akan memberikan keyakinan pada seseorang siapa dirinya. Apakah ia seorang pemarah ataukah orang yang sabar dan mampu mengendalikan diri. Demikian pula, apakah ia seorang yang cerdas ataukah yang selalu mengalami kesulitan dalam memahami sesuatu.
·           Knowledge adalah informasi yang dimiliki seseorang dalam suatu bidang tertentu.
·           Skill merupakan kemampuan untuk melaksanakan tugas mental atau tugas fisik tertentu. Berbeda dengan keempat karakteristik kompetensi lainnya yang bersifat “intent” dalam diri individu, skill merupakan karakteristik kompetensi yang berupa “action”. Skill mewujud sebagai perilaku yang didalamnya terdapat motives, traits, self concept dan knowledge (Spencer & Spencer, 1993, p. 9).
Kompetensi yang dimiliki aparatur pemerintah menjadi sangat penting, karena peran yang mereka miliki dalam proses pencapaian tujuan organisasi. Dengan peran yang berbeda antara pegawai biasa (staff) dan para pimpinan, maka kompetensi yang diperlukan antara mereka juga berbeda. Kompetensi untuk pegawai biasa akan selaras dengan fungsinya sebagai pelaksana dari kebijakan-kebijakan yang ditetapkan para pimpinan. Sedangkan kompetensi untuk para pimpinan akan sesuai dengan fungsinya dalam kedudukan sebagai pemimpin dalam organisasi.
Fungsi kepemimpinan ini sangat beragam dan kompleks, yang dalam kondisi tertentu kadar penerapannya dipengaruhi oleh jenjang dalam jabatan struktural, jenis pekerjaan, atau pun wilayah kerja yang dibagi dalam “pusat” dan “daerah”. Akan tetapi secara umum, fungsi-fungsi tersebut dilaksanakan oleh semua orang yang menempati posisi jabatan pimpinan dalam organisasi. Berkaitan dengan fungsi kepemimpinan ini, Zwell (2000, p. 88) menyebutkan bahwa sekurang-kurangnya ada 15 fungsi yang umum dilaksanakan oleh pemimpin, meliputi: modeling the corporate culture,  developing the corporate philosophy, establishing and maintaining standards, understanding the business, determining strategic direction, managing change, being a good follower: aligning with superior, inspiring and motivating, establishing alignment, establishing focus, holding ultimate responsibility, dealing with authority issues, determining successors, managing ambiguity, dan optimizing organizational structure and process. Dengan fungsi-fungsi kepemimpinan tersebut, pemimpin dalam posisi apapun -baik di tingkat pusat ataupun di tingkat daerah/lokal- dituntut untuk memiliki kompetensi yang memungkinkan mereka dapat melaksankaan fungsinya dengan baik.
Adapun jenis atau macam kompetensi yang diperlukan atau harus dimiliki oleh para pimpinan, telah disebutkan oleh banyak pakar. Tiap dari mereka menguraikan kompetensi yang relatif berbeda dari yang lain. Akan tetapi, secara substansial fokus mereka sama yakni karakteristik individu yang penting dimiliki oleh para pemimpin dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Zwell (2000, p. 25-49) menyebutkan kompetensi pemimpin dapat dikelompokkan kedalam lima katagori, yang meliputi:
1.     

25
 
Task achievement, yakni kompetensi-kompetensi yang berhubungan dengan pelaksanaan kerja secara baik, tentang apa yang perlu dilakukan untuk mencapai suatu tujuan, dengan cara apa, dan bagaimana melakukannya. Kompetensi-kompetensi ini meliputi: result orientations, managing performance, influence, initiative, production efficiency, flexibility, innovation, concern for quality, continuous improvement, dan technical expertise.
2.      Relationship. Katagori kompetensi ini berkaitan dengan komunikasi dan bekerja secara baik dengan orang lain serta memuaskan kebutuhan mereka. Relationship meliputi: team work, service orientation, interpersonal awareness, organizational savvy, relationship building, conflict resolution, attention to communication, dan cross-cultural sensitivity.
3.      Personal attributes, yakni kompetensi-kompetensi yang secara intrinsik dimiliki individu dan berhubungan dengan apa yang mereka percaya, bagaimana mereka berfikir, merasa, belajar, dan membangun. Personal attributes meliputi kompetensi-kompetensi sebagai berikut: integrity and truth, self-development, decisiveness, decision quality, stress management, analytical thinking, dan conceptual thinking.
4.      Managerial, yakni kompetensi yang secara khusus berhubungan dengan pengaturan, pengawasan, dan pengembangan pegawai. Katagori kompetensi managerial meliputi: attention to communication, influence, decisiveness, decision quality, integrity and truth, building teamwork, motivating others, empowering others dan developing others.
5.      Leadership, yakni kompetensi yang berkaitan dengan aktivitas memimpin organisasi dan orang-orang yang ada di dalamnya untuk mencapai tujuan, visi, dan sasaran, yang telah ditetapkan. Kompetensi kepemimpinan ini meliputi seluruh kompetensi yang termasuk dalam managerial competencies, ditambah lagi dengan kompetensi-kompetensi sebagai berilkut: visionary leadership, strategic thinking, entrepreneurial orientation, change management, building organizational commitment, dan establishing focus, purpose, principles and values.
Sedangkan Spencer & Spencer (1993, p. 25-78) dengan cara yang berbeda mengelompokkan kompetensi kepemimpinan kedalam enam katagori yang disebutnya sebagai cluster. Cluster tersebut meliputi:
1.      Achievement and action. Cluster ini meliputi empat jenis kompetensi, yaitu: achievement orientation, concerning for order, quality and accuracy, initiative, dan information seeking.
2.      Helping and human service, meliputi: interpersonal understanding dan customer service orientation.
3.      The impact and influence. Terdiri atas kompetensi impact and influence, organizational awareness, dan relationship building.
4.      Managerial competencies yang melputi developing others, directiveness, team work and cooperation dan team leadership.
5.      The cognitive competencies yang meliputi analytical thinking, conceptual thinking, dan technical/personal/managerial expertise.
6.      The personal effectiveness competencies yang terdiri dari empat kompetensi meliputi; self control, self-confidence, flexibility, dan organizational commitment.
Selain kompetensi-kompetensi tersebut, Spencer & Spencer (1993, p. 343) juga menambahkan beberapa kompetensi lain yang disebutnya sebagai kompetensi yang penting bagi organisasi masa depan. Kompetensi-kompetesnsi dimaksud merupakan kompetensi untuk eksekutif dan manager. Kompetensi eksekutif meliputi: strategic thinking, change leadership dan relationship management. Sedangkan untuk manager meliputi: flexibility, change implementation, entrepreneurial innovation, interpersonal understanding, empowering, team facilitation, dan portability.

Kompetensi Kepemimpinan Pejabat Eselon II Pemerintah Daerah

Berkaitan dengan kompetensi kepemimpinan yang spesifik diperuntukkan bagi pejabat eselon II pemerintah daerah, Asropi (2003) menguraikan sejumlah kompetensi yang minimal harus dimiliki oleh pejabat eselon II pemerintah daerah. Kompetensi-kompetensi tersebut terdiri dari 18 jenis dan membentuk suatu model kompetensi kepemimpinan pejabatan eselon II pemerintah daerah. Adapun kompetensi dimaksud meliputi:
Entrepreneurial orientation
Dengan kompetensi ini, pemimpin memiliki motivasi yang kuat untuk menjadi pemenang (champion) dalam produk baru, pelayanan, dan proses produksi. Lemah dalam kompetensi ini, pemimpin organisasi akan sulit mengembangkan bahkan mempertahankan keberlanjutan hidup organisasi, karena mereka akan kesulitan dalam menghadapi persaingan dengan organisasi-organisasi sejenis yang lain. Dalam konteks birokrasi pemerintah, kompetensi ini mendorong para pejabat untuk memberikan yang terbaik pada orang-orang yang dilayani dan mendorong mereka untuk mengarahkan organisasinya pada pencapaian produk yang berkualitas tinggi. Selain itu, orientasi kinerja juga diarahkan bukan hanya untuk mengejar target anggaran yang harus dibelanjakan dalam periode waktu tertentu, tetapi terdapat perhitungan efektivitas dan efisiensi.
Strategic thinking
Adalah kemampuan untuk memahami kecenderungan perubahan lingkungan organisasi yang cepat, peluang pasar, ancaman kompetisi, dan kekuatan serta kelemahan organisasi itu sendiri. Dengan kompetensi ini, pemimpin dapat menciptakan dan menjalankan strategi organisasi. Kelemahan akan strategic thinking pada beberapa pemimpin dalam organisasi mengakibatkan pandangan yang sempit (shortsighted perspective) yang pada gilirannya akan menyulitkan organisasi dalam jangka pajang.
Flexibility
Adalah kemampuan untuk beradaptasi dan menanggapi perubahan lingkungan secara cepat  dan efektif. Dalam  lingkungan organisasi pemerintah, flexibility sangat diperlukan untuk merespon berbagai perubahan yang sangat kompleks dalam masyarakat, perkembangan tuntutan masyarakat akan kualitas pelayanan ataupun tuntutan lain seperti demokratisasi, transparansi dan partisipasi dalam proses pembangunan. Kompetensi ini juga diperlukan untuk menanggapi perubahan-perubahan yang terjadi di tingkat global yang secara langsung atau pun tidak langsung dapat mempengaruhi atmosfir kehidupan bermasyarakat di tingkat nasional dan lokal.
Relationship building
Adalah usaha untuk membangun atau menjaga pertalian (relationship) atau jejaring (networks) hubungan dengan mereka yang mungkin suatu saat akan bermanfaat bagi pencapaian tujuan-tujuan kerja (work-related goals). Kompetensi ini sangat penting, karena sebagian besar pencapaian tujuan berbagai pekerjaan ditentukan oleh kemampuan bekerja sama para pelaku yang terkait dengan pekerjaan tersebut.
Analytical thinking
Adalah memahami sesuatu melalui pemecahan atau pemilahan persoalan kedalam bagian-bagian yang lebih kecil, atau mengenali implikasi dari sesuatu melalui tahap demi tahap dari jalur sebab musabab (step by step causal way). Kompetensi ini melibatkan penggunaan logika, pemikiran yang sistematik untuk memahami, menganalisis dan menyelesaikan masalah. Mereka yang memiliki kompetensi ini mampu mengidentifikasi dan mengevaluasi beberapa penyebab yang mungkin dari suatu masalah, dan selanjutnya membangun serta melaksanakan rencana untuk mengatasi masalah.
Building organizational commitment
Kemampuan pemimpin untuk membangun loyalitas dan komitmen pekerja akan mempengaruhi semua aspek kinerja organisasi yang berhubungan dengan moral, loyalitas dan motivasi pekerja. Dengan demikian pemimpin harus mampu menciptakan kesearahan akan tindakan dan tujuan pekerja terhadap aktivitas, tujuan, misi dan visi organisasi.
Team work
Adalah kemampuan untuk berfungsi secara efektif sebagai bagian dari kelompok orang-orang yang melakukan kerja sama. Team work ini lebih dari sekedar aktivitas memainkan peran dan mempertahankan tujuan masing-masing, tetapi juga sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja anggota lain dalam tim. Dalam hal ini, meskipun tim seringkali beranggotakan orang-orang yang memiliki kontribusi berbeda-beda, namun demikian akan lebih baik jika tim memiliki anggota dengan kemampuan-kemampuan yang baik untuk hal-hal penting dari suatu proyek atau kegiatan.
Result orientation
Kompetensi ini meliputi kegiatan penetapan tujuan (goal setting), upaya keras untuk mencapai tujuan yang menantang, pengukuran kinerja, perbaikan effisiensi atau efektivitas, dan kalkulasi untung (benefit) dan rugi (cost) bagi bawahan mereka atau tim sebaik untuk pribadi mereka sendiri. Result orientation oleh Spencer & Spencer (1993, p. 25) disebut juga dengan achievement orientation.
Initiative
Yakni preferensi untuk melakukan suatu tindakan. Orang yang memiliki inisiatif tidak akan tergantung pada perintah-perintah atau petunjuk dari atasan untuk melakukan suatu pekerjaan. Oleh karenanya, kompetensi inisiatif ini sangat penting bagi keberhasilan suatu organisasi.
Concern for quality
Concern for quality atau yang disebut juga dengan monitoring adalah kompetensi yang diperlukan untuk menjamin bahwa output dari setiap kegiatan memiliki akurasi yang tinggi dan dapat memenuhi kebutuhan banyak pihak baik internal customers maupun external customers. Kompetensi ini merefleksikan arahan mendasar untuk mengurangi ketidakpastian dalam lingkungan sekitar.
Conceptual thinking
Adalah memahami sesuatu atau masalah dengan cara meletakkan secara bersama bagian-bagian yang terpisah (putting the pieces together) dan melihat gambaran secara utuh (seeing the large picture). Kompetensi ini melibatkan penggunaan konsep-konsep dan abstraksi untuk menemukan persamaan, dan untuk meletakkan gagasan-gagasan secara bersama dalam upaya meningkatkan pemahaman, penyelesaian masalah, hasil dalam inovasi, dan keuntungan lain. Bagi organisasi, orang dengan kompetensi conceptual thinking yang tinggi dapat dengan cepat menangkap konsep-konsep kunci dan isu-isu sentral. Mereka kemudian dapat memanfaatkan pengalaman atau pengetahuan yang diperoleh dari situasi yang sama untuk menciptakan pendekatan atau penyelesaian yang sama.
Empowering others
Melalui kompetensi ini pemimpin dapat membantu orang lain dalam membangun tanggung jawab dan kompetensi mereka. Empowering others dapat dilakukan melalui sharing informasi, menumbuhkembangkan berbagai gagasan dari para pekerja, mengembangkan pekerja, pendelegasian wewenang, memberikan feed back atas hasil kerja pekerja, menunjukkan harapan positif pada berbagai persoalan, dan penghargaan atas perbaikan kinerja pekerja.
Service orientation
Service orientation merupakan kompetensi yang mendasari semua usaha (business) dari organisasi. Pemuasan kebutuhan pelanggan (customer needs) adalah tujuan akhir dari seluruh organisasi. Adapun komitmen untuk melayani dan memuaskan kebutuhan orang lain adalah kunci dari kompetensi ini. Kompetensi ini berlaku untuk semua hubungan, bukan hanya external customers. Pada tingkatan yang paling dasar, kompetensi ini melibatkan penyediaan pelayanan baik yang secara eksplisit maupun implisit dikontrakkan dalam suatu hubungan (relationship). Bentuk kontrak yang implisit adalah dalam hubungan antarsesama pekerja, seperti adanya perlakuan saling menghormati dan adanya komitmen bahwa seseorang akan melakukan apa yang telah diucapkannya. Pada tingkat yang lebih tinggi, meliputi perhatian serius atas feed back dari pelanggan untuk mengidentifikasi kebutuhan mereka dan memonitor kepuasan mereka. Sedangkan pada tingkat yang paling tinggi, service orientation meliputi komitmen pada kepentingan terbaik jangka panjang dari orang lain.
Interpersonal awareness
Adalah kemampuan untuk mendengarkan secara akurat dan memahami pemikiran yang tidak terucapkan atau yang hanya merupakan bagian kecil yang diekspresikan, perasaan, dan perhatian orang lain. Adapun komponen kunci dari kompetensi ini adalah kemampuan untuk mendengarkan secara efektif  dan memiliki empathy atas perasaan orang lain.
Developing others
Kompetensi ini penting untuk menciptakan organisasi pembelajar (learning organization) yang mendorong pekerja untuk menjadi yang terbaik. Inti dari kompetensi ini adalah developmental intent and effect daripada peran formal. Pengiriman orang pada program pelatihan rutin untuk memenuhi tuntutan organisasi (corporate requirement), tidak menunjukkan adanya intent untuk membangun orang lain. Karena itu, hal ini tidak termasuk sebagai bagian dari kompetensi developing others. Developing others biasanya diekspresikan dalam bentuk harapan positif pada orang lain, percaya bahwa orang lain ingin dan akan belajar, memberi arahan atau petunjuk, identifikasi kebutuhan pelatihan atau pengembangan, dan mendesain program untuk keperluan tersebut.
Cross-cultural sensitivity
Pada masa sekarang, hubungan antar individu dalam dunia usaha tidak lagi dapat dibatasi oleh pilihan yang bersifat primordial, berdasarkan ikatan kesukuan atau keagamaan. Mobilisasi manusia sudah sangat tinggi, sehingga orang-orang dengan latar belakang budaya ataupun ras yang berbeda dapat saling berinteraksi dengan intensitas yang tinggi. Seorang pemimpin kelompok dalam suatu kegiatan dapat memiliki anggota yang berasal dari suku bangsa yang berbeda. Demikian pula halnya dalam hubungan antara customers yang dilayani dengan mereka yang memberi pelayanan, kondisi yang terjadi menuntut orang-orang yang melaksanakan fungsi pelayanan untuk memiliki kemampuan khusus dalam memahami orang lain dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda. Memiliki sensitifitas dan pemahaman yang baik akan budaya orang lain, memungkinkan orang dapat mengambil sikap dan tindakan yang lebih tepat dalam menanggapi tindakan dari orang-orang yang memiliki nilai-nilai dan budaya yang berbeda. Demikian pula mereka relatif akan lebih mudah untuk dipindah-pindahkan lokasi atau daerah kerjanya, dari satu lokasi ke lokasi kerja lain untuk kepentingan organisasi.
Influence
Merupakan kompetensi untuk memberikan pengaruh pada orang lain dalam rangka untuk mendapatkan dukungan atau sekedar memberikan efek tertentu pada mereka. Bagi perkembangan karir seseoranag, influence ini sangat penting. Hal ini karena influence akan memberikan impact pada organisasi yang merupakan kunci dari promosi dan peningkatan karir.
Technical expertise
Kompetensi ini meliputi dua hal sekaligus yakni penguasaan akan substansi pengetahuan yang berhubungan dengan pekerjaan (a body of job-related knowledge) dan motivasi untuk memperluas, menggunakan dan mendistribusikan pengetahuan yang berhubungan dengan kerja (work-related knowledge) kepada orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar